Novel Cerpen Mungkin Benar Cinta Tidak Harus Memiliki 2024/2025 - Se-ekor burung murai terlihat indah bermain di sebuah pohon jambu, menghisap bunga yang sedang mekar, nampak terdengar merdu suara kicauannya, Setiap hari burung itu selalu berkunjung menghabiskan waktu mencari makan di pohon tersebut. Gerak-gerik burung tersebut nampaknya menyita perhatian tuan rumah, setiap hari pula ia melihat keindahan suara nan merdu, karena hampir setiap hari mendengar kicau sang burung, tuan rumah pemilih pohon mulai menyukai burung tersebut.
Terbesit dalam hatinya untuk menamkap sang burung, suatu pagi ia menyiapkan perangkap berupa pulut (Lem Penangkap Burung) kemudian ia mencoba untuk melumuri semua dahan tempat biasa burung singgah, dan pada akhirnya rencana tersebut berhasil, sang burung pun tertangkap segera pemilik pohon membelikan sangkar yang besar nan indah.
Apakah kita menyadari hal tersebut, mengapa kita sebagai manusia melakukan hal tersebut padahal seharusnya apabila kita menyukai burung seharusnya kita lebih banyak lagi menanam buah-buahan yang bisa dimakan oleh burung agar lebih banyak lagi murai lain yang datang untuk mencari makan, timbal baliknya kita bisa menikmati suara merdu dari sang burung.
Kisah ini bukanlah cerita se-ekor burung namun hal tersebut sebagai gambaran bahwa cinta memang harus memiliki, seseorang yang mencintai burung harus memilikinya dengan cara menangkapnya meski hal itu tidak disukai burung. Gambaran kisah itu menjadi sebuah simbol dari kisah hidup ku yang akan diceritakan.
Kami hidup dalam sebuah hubungan, bahkan hubungan tersebut lebih dari seorang teman, namun bukan hubungan yang spesial, bahkan tidak bisa dikatakan berpacaran. Kami berteman sejak menjadi mahasiswa disalah satu perguruan tinggi yang ada di semuatera, menghabiskan waktu bersama sudah menjadi kebiasaan yang kami lakukan bahkan hampir setiap hari.
Disela-sela waktu senggang kuliah kami biasanya menyempatkan untuk jalan berdua, hal biasanya yang kami lakukan adalah membagi cerita bersama, bertukar perasaan, keluh kesah dan bahagia tidak ada yang lebih indah dari persahabatan kami bedua. Bahkan kami saling mengerti tanpa harus mengatakan, memahami hati satu sama lain, bahkan kami tidak bisa berhobong meski kami menginginkannya.
Seolah tidak ada jarak antara hati dan perilaku, tidak ada yang bisa disembunyikan dalam hati saat kami bersama. Hal itu membuat kami sangat nyaman berada dekat, tidak jarang sesekali aku memeluk dia, mencium erat, tidak ingin rasanya hari ini berlalu dengan cepat. Jika kami sudah bersama rasanya hari ini terasa sangat cepat berlalu tidak terasa.
Tidak ada kesulitan berat yang tidak bisa kami lalui jika kami bersama, kadang dalam hati ini sudah merasa cocok dan setiap hari aku berdoa semoga suatu hari nanti aku menemukan jodoh seperti dirinya. Meski terkadang apa yang kita harapkan tidak berbanding lurus dengan kenyataan pandangan optimis seorang mahasiswa muda selalu dipenuhi dengan harapan yang berapi-api.
Perkenalkan Namu Raka usia ku saat 26 tahun dan aku sudah lulus kuliah sejak lima tahun yang lalu, kisah ini adalah kisah perjalanan hidup ku di bangku kuliah menceritakan sedikit kisah romansa remaja yang sedang menuju dewasa, seseorang yang aku ceritakan ini adalah teman usianya sekarang juga sama berada di angka 26 tahun ia adalah seorang perempuan yang cantik jelita dan selalu taat kepada agama.
Kisah perkenalan kami bermula sejak pertama kuliah, meski kami berbeda jurusan kami tetap bersahabat, pertemuan kami berlu saat mengikuti organisasi kampus, Rekrutem BEM kebetulan saat itu aku dan dia memilih bidang yang diminati sama. Itulah awal pertama bertemu dan kisah kami berlanjut sampai kami lulus sekolah dan bahkan setelah kami sudah bekerja tetap bersama.
Kami terlihat seperti sepasang kekasih namun tidak ada hubungan, tidak pula menyatakan perasaan, orang bilang kami seperti adik-kakak namun kami merasakan hal berbeda, kegiatan kami setiap hari kuliah senin-kamis waktu kuliah, sore hari setelah pulang kami menyempatkan untuk jalan berdua menikmati ramainya kota, menghabiskan sedikit uang jajan bersama.
Bahkan dihari tidak kuliah selalu saja kami menyempatkan untuk mencari-cari alasan agar bisa ketemu dan jalan keluar, bahkan hampir setiap malam minggu kami menghabiskan waktu bersama sampai larut malam, tidak banyak yang kami bicarakan urusan seputar kuliah, namun apapun yang dibicarakan saat kami bersama nampak seru dan sangat asyik.
Jika satu hari saja kami tidak bertemu rasa rindu membuat hati sangat menderita, jadi selama 3 tahun 10 bulam waktu bersama kami lebih banyak ketimbang kami menghabiskan waktu bersama pacar. Meski kami bersama aku dan dia memiliki pasangan masing-masing tetapi tetap saja setiap malam minggu kami selalu mencari alasan untuk bisa keluar bukan bersama pacar tetapi bersama dia, terkadang alasan seperti mengerjakan tugas, kegiatan organisasi, nemenin orang tua, dan sejuta alasan lain sebagai alasan untuk bisa meluangkan waktu bersama.
Tidak ada yang lebih indah dari bersama dia bahkan melebihi bersam pacar sendiri, namun meski kami jalan berdua kami tidak pernah menghianati pasangan kami tidak pernah terpikir untuk selikuh. Hanya saja tanpa kami sadari jika kami memilih pasangan selalu saja ada kesamaan, Tipe pacar yang aku cari entah sadar atau tidak aku selalu mencari pasangan yang mirip dia entah itu dari cara dia berbicara, badannya, ataupun lainnya yang penting ada yang mirip.
Sementara dia jika aku perhatikan seperti itu juga saat mencari pasangan (Cowok) Pasti memilih seperti aku. Hal itu berlangsung sangat lama bisa dibayangkan selama kuliah. Mungkin yang membuat kami sangat cocok kesamaan karakter bahkan dari bulan dan tahun lahir pun kami sama, yang beda adalah selisih 3 hari kelahiran aku dilahirkan tanggal 6 Februari 1992 dia lahir 9 Februari 1992 cukup unik bukan.
Dalam hati ini seringkali terlintas untuk mengungkapkan isi hati namun hal itu sering berbenturan dengan keadaan kami berdua banyak memiliki kesamaan dalam menjalin hubungan, sebelum kami bertemu, kami sudah lebih dulu memiliki pasangan prinsip ku tidak akan putus dengan pasangan kecuali dia yang memutuskan. Jika sudah menjalin hubungan pasti akan sangat lama.
Sempat memiliki pacar sejak SMA dan belanjut hingga 2 semester kuliah dan meski pada akhirnya hubungan tidak bertahan lama dan berkakhir dalam pikiran ku mungkin ini saat yang tepat mengungkapkan semua perasaan kepada dia teman dekat, namun hal itu tidak semulus yang direncanakan karena dia masih memiliki pacar.
Aku berusaha menunggu waktu tepat saat dia putus nanti, hanya saja putusnya mereka tidak seperti yang ku bayangkan setelah 1 tahun lulus kuliah barulah Dia putus dengan pacarnya, waktu itu bukan waktu yang lama, termasuk aku yang tidak akan mampu menunggu selama itu sendiri. Begitu indah kisah kami berdua meski belum sempat menyatakan cinta paling tidak itu sudah membuat bahagia.
Kisah kami berlangsung selama kuliah, dan berakhir pada saat selesai kuliah. Aku kira semua itu sudah berakhir namun Tuhan berkata lain kami kembali dipertemukan saat mengabil Program Pascasarjana di perguruan tinggi yang sama bahkan kami satu kelas. Sempat bertemu saat tes pertama dan kembali menjadi hubungan persabatan berpisah lama.
Setelah kami berhasil kuliah S2 ia nampak sendiri dan nampak menunggu sesuatu yang sudah lama, mungkin ia menanti kejujuran isi hati ini, Kami sudah sama mengetahui bahwa kami saling mencintai, namun tidak pernah memiliki kesempatan untuk menjalin kasih sampai kuliah berkahir dan kini kembali dipertemukan lagi.
Orang yang paling aku cintai sejak kuliah S1 dan hampir lulus S2 ini mungkin hanya dia orangnya, namun tuhan berkata lain disaat aku sendiri dia tidak sendiri, begitu juga disaat dia tidak memiliki kekasih lagi tapi aku tidak sendiri lagi. Tanpa terasa waktu kuliah S2 sudah hampir selesai, kegiatan kami setiap akhir pekan sehabis kuliah selalu kami habiskan bersama.
Jalan, Nonton, Makan bareng dan semua aktivitas bersama dia, disuatu saat ia menyelipkan kerta berisi tentang "Judul Buku" yang pernah dia titipkan, ternyata dalam isi kertas tersebut dia berencana mengambil buku itu kembali, Meski aku sudah lupa dimana buku itu berada namun tidak ada satu buku yang aku dapatkan pada saat S1 dibuang, tertumpuk rapi dalam kardus di rumah.
Beberapa hari kemudian aku mencoba mencari buku yang ia maksud, nampak beberapa tumpuk buku yang berada di gudang rumah ku dikemas rapi penuh debu dan rasang laba-laba meski sesak saat membuka aku mencoba untuk mencari karena buku tersebut adalah milik orang lain dan kini sang pemilik bermaksud mengabilnya kembali.
Aku pun penasaran buku seperti apa yang ia maksud dan berapa pentingnya setelah hampir 6 tahun buku itu masih saja diingat, terlihat dengan jelas buku dengan sampul coklat dijilid hardcover dengan ukuran tidak kecil dan tidak pula terlalu besar yang sudah lusuh bahkan tulisan didalamnya sudah mulai memudar, karena sudah lama tersimpan.
Terpikir mungkin buku itu adalah buku tulisan dia yang banyak menyimpan catatan penting. Entah kenapa rasa iseng terlintas dalam pikiran, ternyata semua catatan dalam buku tersebut bukan catatan kuliah, melainkan buku diary berisi tentang perjalanan kebersamaan kami berdua selama kuliah, bahkan dengan jelas dalam buku itu dia menulis semua perasaannya pada ku.
Hal yang peling aku ingat dalam tulisan itu adalah "Dia yang sedang membaca tulisan ku disuatu saat nanti, dan mengetahui semua isi hati ku karena tidak ada satu nama asli ku ganti semua isi hati ini ditulis dengan jujur, aku ingin sekali lagi bertemu kamu yang sedang membaca tulisan ini diwaktu yang tepat disaat kita sudah mapan, dan mungkin kuliah S2 aku ingin sekali lagi bersama mu namun bukan sebagai teman tetapi bagian tulang rusuk mu yang hilang, menjaga persahabatan saat kuliah lebih indah hal itu aku lakukan karena persahabatan tidak akan memutuskan hubungan tidak seperti berpacaran.
Dia yang dimaksud dalah aku, selama ini kami memang ditakdirkan bersama namun tidak pernah pacara hal itu dikarenakan banyak faktor seperti ingin tetap menjaga sampai waktu yang tepat nanti dan yang terkahir selalu saja kami tidak pernah memiliki kesempatan sama-sama tidak memiliki pasangan membuat kami menunggu satu sama lain.
Hari itu merupakan hari yang sangat bahagia bagi diri ini karena membaca semua isi hati dari orang yang sangat aku cintai, namun juga hari yang paling menyedihkan karena aku seharusnya membuka semua catatan itu sejak beberapa tahun lalu, mengapa bodohnya aku tidak pernah membuka semua catatan itu.
Apa yang ia tulis memang seperti kenyataan sekarang kami sudah S2 bahkan hampir lulus, namun mungkin semuanya sudah terlambat kerena, setelah beberapa tahun lulus kuliah dan memutuskan untuk menikah dengan sahabat lama juga namun bukan dia, kini aku sudah memiliki seorang anak dari pernikahan, uniknya orang yang aku nikahi saat ini sangat mirip dengan Dia, dari mulai mata, bentu wajah, kepribadian dan aku yakini 60% mirip Dia.
Bahkan dalam kesempatan yang sama aku mencoba untuk membawa Istri menemui dia agar dia tahu bahwa aku sudah menikah, sekalipun ia tidak pernah terlihat sedih dan bahkan sangat senang, sesekali ia bercanda dengan ku, bahwa istri ku mirip dengan dia. Kami menjalani S2 bersama sebagai teman dan diakhir kuliah dia menikah juga.
Herannya dia mendapatkan Suami yang bisa dikatakan hampir mirip dengan ku terutama kepribadiannya meski wajahnya tidak terlalu sama. Setelah pernikahan dia yang dilaksanakan pada bulan Maret itulah aku memutuskan untuk menulis semua kenangan ini, paling tidak sebagai kenangan bahwa mungkin kami saling mencintai bahkan sangat saling mencintai namun kami hanya ditakdirkan Sebagai Teman.
Kini kami mendapatkan pasangan yang mirip satu salam lain, seolah kami hidup berdua lewat catatan harian yang aku baca itulah aku bisa menulis semua kisah ini. Disini aku katakan bahwa cinta tidak harus memiliki itu adalah kekeliruan, Cinta memang harus memiliki "Seperti Se-Ekor burung yang kita pelihara itulah rasa memiliki, Meski kami tidak ditakdirkan bersama kami menemukan sosok sama pada jiwa yang berbeda.
Itulah Istri ku yang memiliki kemiripan dengan Dia, Sementara dia menemukan Suami yang mirip dengan ku, sampai hari ini setelah semua sudah menikah tidak ada pernah ada perkataan "Aku Mencintai Mu" Karena kami saling mengerti tanpa harus dikatakan semua sudah tau, memang benar mungkin kami benar-benar tidak berjodoh.
Namun persahabatan kami tidak berakhir setelah kami menikah semua berjalan normal setelah menikah bahkan sesekali kami jalan bersama, paling tidak persabahatan itu tidak lagi dua orang sekarang menjadi 6 orang, aku, dia anak-anak kami dan pasangan kami. Terkadang kami yang mengerti tentang jalan cerita hidup ini tersenyum sendiri saat melihat pasangan masing-masing, ternyata orang yang paling diinginkan selama ini sangat dekat.
Sampai-sampai menginspirasi dalam memilih pasangan seumur hidup. Benar bahwa aku katakan kami tetap bersama meski dalam jiwa berbeda. Dalam Jiwa Istri Ku Adalah Dia dan Dalam Jiwa Suami Dia adalah Aku, sama seperti Istriku adalah Dia, dan Suami Dia adalah Aku Walau hanya rasanya saja aku tetap bahagia terima kasih sudah memberikan warna buat hidup ku aku akan menjaga istri ku seperti menjaga dia, aku akan membahagiakan istriku seperti aku membahagikan dia, aku harap dia pun seperti itu memperlakukan pasangannya.
Sepenggal kisah secerca harapan akan tetap tersimpan indah meski tidak bersama, akan tetap bersama meski tidak menikah, Cinta itu harus menemukan penganti mengisi ruang-ruang kosong, kepada kalian yang sedang membaca jika kalian memiliki perasaan meski mustahil sekalipun untuk bersama katakanlah bahwa perasaan itu pernah ada dan benar jangan sampai kemudian hari menyesal karena tidak mengatakan semua isi hati kita kepada orang yang dicintai walaupun harus malu karena ditolak paling tidak kita pernah berkata jujur bahwa kita pernah mencintai seseorang.
Sepenggal kisah secerca harapan akan tetap tersimpan indah meski tidak bersama, akan tetap bersama meski tidak menikah, Cinta itu harus menemukan penganti mengisi ruang-ruang kosong, kepada kalian yang sedang membaca jika kalian memiliki perasaan meski mustahil sekalipun untuk bersama katakanlah bahwa perasaan itu pernah ada dan benar jangan sampai kemudian hari menyesal karena tidak mengatakan semua isi hati kita kepada orang yang dicintai walaupun harus malu karena ditolak paling tidak kita pernah berkata jujur bahwa kita pernah mencintai seseorang.