Novel Cerpen Maaf Saya Muslim 2024/2025 - Cerita ini sudah lama aku simpan sendiri sampai akhirnya hari ini dirasa tepat untuk membagi semua kisah yang pernah aku lalui, saat itu usiaku masih belasan tahun, belum menikah kehidupan ku sama seperti orang normal biasa, ada saat aku jatuh cinta, kemudian patahati dan begitu seterusnya cinta memang datang dan pergi tanpa diharapkan dan kembali semaunnya, tidak ada yang bisa mengaturnya ia hidup dalam hati seseorang.
Aku ingat waktu itu tepat setelah pergantian tahun bulan baru Januari berencana memberikan kado spesial kepada pacar baruku yang kebetulan baru jadian sekitar 3 bulan, rasanya ingin sekali memberikan kado spesial karena hati ini selalu tidak enak sebab ia selalu memberikan ku kado kecil entah hanya berisi buku-buku bacaan atau sebuah puisi, ia selalu memberikan kado meski aku jarang memberikan kado buat dia.
![]() |
Cerpen Terbaru : Valentine's Day "Maaf Aku Muslim" |
Sembari mencari waktu yang tepat kapan bisa memberikan kado untuknya, Jauh-Jauh hari aku sudah mempersiapkan kejutan dengan matang, aku hanya ingin memberikan kejutan kepada dia secara waktu itu aku hanya seorang mahasiswa yang tidak memiliki bajet banyak 1 bulan penuh aku menyempatkan untuk menabung hanya untuk mempersiapkan kejutan spesial.
Aku ingin meski hanya sekali selama jadian memberikan kejutan untuk si dia yang waktu itu adalah pacar ku, perjuangan ku untuk mengumpulkan uang tidak mudah pekerjaan part time selalu menjadi sasaran empuk setelah pulang kuliah bela-belain cari uang tambahan supaya mencukupi untuk memberikan kado spesial untuknya.
Hal tersebut aku lakukan bukan karena dia ulang tahun atau memperingati hari jadian kami, namun aku murni ingin memberikan kado itu hanya sebagai kejutan, bahkan aku bela-belain untuk berpuasa sunah agar uang makan perhari bisa ditabung, semua perjuangan itu dilakukan dengan ikhlas hanya untuk satu nama yaitu Dia sang Pacar, tanpa terasa 1 bulan penuh aku sudah menabung dari 1 Januari sampai dengan akhir bulan.
Itu berarti ada 8 kali puasa dalam satu bulan senin kamis, ditambah uang dari menabung dan tambahan saya kerja sambilan mengumpulkan uang yang cukup untuk memberikan kado waktu itu sekitar 700 rb terkumpul bagi ku, itu merupakan jumlah yang sangat besar dan butuh perjuangan yang cukup panjang satu bulan lebih mengumpulkannya.
Setelah uang terkumpul muncul dilema tersendiri aku harus membelikan apa untuknya kado yang menurut ku pantas hati ini mulai bingung sementara untuk memberikan kado mungkin seseorang butuh alasan atau mencari moment yang penting, seperti ulang tahun atau lainnya, namun waktu ulang tahun belum tiba tetapi rasanya sangat ingin untuk memberikan kado.
Akhirnya aku memilih waktu yang kebetulan tepat untuk memberikan kado ulang tahun tersebut dalam hati sebelum pertengahan bulan ada moment yang spesial bagi kebanyakan pasangan, lalu mengapa tidak aku memilih hari itu untuk memberikan kado spesial untuk sang pacar, tentu kita tau hari itu 14 Februari orang barat menyebutnya hari Valentine.
Aku mencoba menggunakan waktu itu untuk memberikan kado spesial bagi sang pacar, rencana yang sudah dibuat sejak awal Januari tentu sudah matang karena total 1 bulan setengah rencana itu aku buat, namun untuk mencari kado apa yang pantas itu bukan sebuah perkara mudah karena kita harus tau apa yang paling diinginkan oleh si dia dan apa yang paling tidak disukainya.
Paling pas sih apa yang sedang dicari kalau kita tau bisa membelikannya untuk kado pasti ia akan mengingatnya, dalam hati juga ragu, setelah berjalan-jalan kesebuah tempat pusat perbelanjaan akhirnya saya menemukan satu kado spesial yang mungkin akan disukai olehnya, segera aku membungkusnya rapi-rapi dan menyimpan untuk diberikan pada waktu yang tepat yaitu Hari Valentine.
Saat mencari kado valentin sekitar seminggu lagi jadi persiapan pun direncanakan, aku ingin membuat kejutan kecil untuk merayakan bersama dia, bahkan sejak kado itu dibeli aku tidak sabar lagi menunggu untuk memberikan semua kado tersebut, namun lebih baik menunggu moment yang tepat untuk memberikannya.
Singkat cerita tiba waktu saat yang dinanti oleh ku, yaitu valentine seperti kebanyakan orang aku berencana untuk memberikan kado tersebut padanya, setiba dikostnya ingat waktu itu kebetulan tanggal 14 Februari adalah hari minggu jadi aku pagi-pagi datang ke kostnya untuk memberikan kado spesial ini, dalam hati mungkin hari ini akan tepat bila aku berikan kado untuknya.
Sesaipainnya dikost si Dia aku segera bergegas masuk kemudian sembari mengucapkan salam, ia berdiri lumayan terkejut dan bertanya mengapa pagi-pagi sudah datang apakah ada hal penting, akupun menjawab hanya ingin memberikan kado untuknya, lalu ia bertanya lagi pada ku untuk apa kado itu ulang tahunnya pun masih sekitar beberapa hari bukan hari ini.
Dengan spontan aku menjawab ini kado untuk mu, sembari mengucapkan Selamat Hari Valentine, aku merasa moment pemberian kado ini adalah hal yang jarang dan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari dengan harapan ia menyukai kado ini dan memberikan senyum manisnya pada ku pagi ini, namun ia hanya tersenyum sedikit sembari berkata.
"Maaf Aku Muslim" Valentine bukan hari agama kita, meski aku bukan orang yang selalu taat kepada Allah, aku hanya tidak ingin merayakan hari Valentine, menghargai perayaan valentine bukan berarti ikut merayakan, cukup tidak mengganggu saja dan menghargai bagi yang merayakan itu sudah cukup. Jika kado ini untuk memperingati hari Valentine maka aku belum bisa menerimannya silahkan bawa pulang saja.
Dalam hati rasanya hancur setelah mendengar perkataan yang sangat menyat hati apalagi perjuangan untuk mengumpulkan uang kado yang menghabiskan waktu sebulan lebih hanya mendapatkan jawaban seperti itu, rasanya ingin menangis, malu, dan marah bercampur aduk, dengan rasa lesu aku pun berkata, itu kado bukan memperingati hari ini khusus untuk mu saja, namun aku sempat bingung itu sebabnya aku memilih hari ini untuk memberikan agar moment nya tepat.
Tapi sejujurnya itu bukan kado untuk memperingati hari ini, ia pun bisa mengerti dan menerima kado itu, lantas setelah aku memberikan kado tersebut segera aku pulang dalam hati berkata ini adalah hari pertama dan terakhir aku memberikan kado untuknya, setelah kejadian itu aku akhirnya memutuskan untuk menghilang dan menjauh darinya, karna bagiku perkataan itu sungguh membuat ku sangat hancur.
Aku yang tidak begitu mengerti Agama mejadi terpukul saat ia mengatakan hal tersebut apalagi perjuangan itu hanya dibuat khusus untuknya, kebutulan aku sudah semester akhir kuliah jadi ada alasan untuk tidak ada kabar dan skripsi, beberapa bulan berlalu kemudian aku sejak kejadian itu memutuskan untuk ganti nomor.
Tentu apa rasanya jika hal itu terjadi pada kalian, kita berjuang untuk memberikan sesuatu yang spesial dan mendapatkan ucapan seperti itu, mungkin hal sama yang akan dilakukan kita menjauh darinya seolah ia tidak pernah mengerti perjuangan untuk dapat memberikan kado, bagi kalian diluar sana yang membaca artikel ini, apapun pemberikan orang kepada kita jangan pernah melihat dari bentuk dan harga.
Karena siapa yang tau dibalik kado sederhana persimpan perjaungan besar dalam mendapatkannya kita harus menghargai hal tersebut, setelah kejadian itu akhirnya aku memutuskan untuk tidak lagi berpacaran dengannya, dan kemudian aku sibuk dengan urusan tugas akhir kuliah, setelah kejadian itu berakhir sekitar 3 tahun silam aku sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang menyandang gelar sarjana.
Kemudian berkesempatan ingin melanjutkan kuliah S2, tidak ada yang berubah selama 3 tahun itu saat aku mendengar hari valentine aku selalu meneteskan air mata karena ingat kejadian yang dulu, betapa bodohnya melakukan kesalahan berniat untuk membahagiakan seseorang malah sebaliknya, tanpa terasa waktu berlalu sangat cepat dan meninggalkan semua kisah entah itu bahagia ataupun kekecewaan.
Setelah 3 tahun berlalu aku sudah melupakan dia, dan berhasil move on, namun kisah perjuangan ku untuk mengumpulkan kado 3 tahun lalu saat hari valentine ternyata baru diketahui mantan ku yang sempat aku berikan kado, ia mengetahui hal tersebut dari teman satu kost ku dulu yang kebetulan satu kantor dengannya, waktu kuliah dulu teman curhat ku memang dia, jadi semua yang aku rasakan waktu itu aku ceritakan pada sahabatku, dia pun menceritakan hal tersebut pada Si Dia, sebutan untuk mantan ku dulu.
Selama 3 tahun setelah kami lulus kuliah tanpa aku sadari Mantan ku yang dulu mencari ku karena merasa bersalah, akhirnya pada sebuah forum kerja kami berkesempatan bertemu kebetulan saya sebagai pimpinan mengadakan pelatihan bagi karyawan berprestasi tanpa diduga salah satu dari sekian banyak yang berpestasi adalah dia sang mantan.
Keadaan memang telah merubah banyak orang termasuk kami, entah kenapa saat ia menemui ku ia meneteskan air mata sambil membawa bungkusan kado, masih ingat kado ini, tiga tahun lalu kau berikan pada ku, seharusnya aku tidak mengatakan hal yang bisa menyakiti mu, aku tahu perjuangan mu untuk kado ini sangat luar biasa.
Mungkin saat ini kado yang aku pegang dari mu 3 tahun lalu tidak berarti apa-apa karena kau sudah sukses sekarang tapi berbeda cerita tiga tahun dulu kado ini adalah perjuangan yang tidak mudah engaku dapatkan, aku menyesal telah mengatakan kata-kata kasar yang menghancurkan hati mu, disini aku hanya bisa minta maaf sejak 3 tahun lalu aku terus mencari mu, baru sekarang aku menemukan mu.
Ia berbicara pada ku, disela-sela waktu istirahat makan siang, tidak banyak yang bisa aku katakan padanya, aku hanya berkata padanya apakah kado itu sudah pernah dibuka, ia menjawab belum sebelum perminataan maafnya diterima ia sudah berjanji tidak akan membuka kado tersebut, dan jika memang tidak mendapatkan maaf ia berencana ingin mengembalikan kado tersebut.
Aku melihat dengan jelas meski bungkusan kado tersebut mulai pudar dan agak lusuh, namun kado itu terlihat tetap terawat tidak ada satu sobekanpun dibungkusnya meski sudah berusia 3 tahun lalu, kisah itu berlalu begitu cepat karena kesalahapahaman kadang sesuatu yang spesial tidak lagi spesial, cerita ini baru aku bagi setelah hari ini tepat tanggal 6 Februari 2017 Si Dia membuka kado tersebut didepan ku.
Itu artinya menurut dia aku sudah memaafkannya, setelah ia buka, ia melihat sebuah bungkus hitam seperti buku saat semua bungkus tersebut dibuka ia langsung menangis sembari memeluk ku dan anak kami yang masih berusia 8 bulan, kisah kami telah lama berkahir lebih dari 3 tahun sampai akhirnya kami kembali CLBK, selama 7 bulan kemudian menikah dan sudah memiliki anak 8 bulan. Bisa dibayangkan kado tersebut baru dibuka.
Aku memberiakn kado tersebut sejak 5 tahun lalu, isinya adalah sebuah AL-Quran kecil yang tidak begitu mahal namun dengan harapan saat aku memberikan pada hari Valentine menjadi sebuah kado yang bisa dikenang bahwa kado tersebut bukan sebagai perayaan Valentine tetapi sebagai salah satu cara saya untuk menghargai hari tersebut dengan cara ku sendiri, namun semua itu tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Ia hanya berkata sedikit, untunglah aku terus mencari mu dan mendapatkan maaf mu, jika tidak aku akan menyesali kekeliruan ku dulu, dan menyesal seumur hidup ku, dalam hati terkadang kabahagiana tidak langsung diberikan dengan cepat, kita harus menunggunya berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Mungkin jika kado tersebut tidak dibuka dihari ini aku tidak akan pernah mengingat hal tersebut lagi sampai saat ini, namun Tuhan berkendak lain, sekarang ia sudah menjadi istri ku dan kebetulan kado yang diberikan dulu masih tetap disimpan sampai pada hari ini ia membukanya, karena satu alasan hari ini adalah hari ulang tahun ku, ia ingin memberikan sebuah kado istimewa yaitu membuka kado yang telah aku berikan bertahun-tahun lalu didepan ku.
Terima kasih Tuhan engkau memberikan pasangan yang berahlak mulia seperti bidadari, rasanya semua kekecewaan ku yang sudah terpendam selam bertahun-tahun berubah menjadi sebuah kebahagiana yang sangat tidak bisa dibayangkangkan sebelumya, sebuah kato spesial dari cerita lama hari Valentine semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, Valentine memang bukan cara Islam namun kita harus menghargai hari tersebut mungkin mereka yang lain menganggap hari tersebut adalah hari yang sangat spesial. Menghargai tidak harus ikut merayakan, cukup tidak mengganggu saja sudah lebih dari cukup, berdiam dan sadari mana yang pantas dan mana yang tidak itulah sedikit kisah hidup ku.