Novel Cerpen Cinta Dibayar Kesuksesan 2024/2025 - Aku melihat setiap hari kamu duduk bersama teman-teman mu, asyik bersenda gurau terlihat sangat bahagia, saat aku lewat terdengar suara lantang tertawa lepas kamu dan teman-teman mu mengolok-olok penampilan ku, menjadikan aku sebagai bahan lelucon mu. Kadang rasa itu tidak pernah aku lupakan hingga saat ini.
Aku akan menutup mulut, mata dan telinga ini, hingga tidak ada yang tau bahwa hati ini diam-diam menyayangi mu. Setiap hari aku berdoa kepada Tuhan agar kamu menjadi jodoh ku dimasa depan, tidak ada kata lelah untuk berdoa. Menyimpan rapat semua rasa, tetapi cinta tidak hanya diketahui dari mulut, satu indera yang tidak akan pernah berbohong, tidak perlu berucap maka seseorang akan tau apa yang ada di dalam isi hati mu, yaitu mata.
Serapat apapun aku menyimpan perasaan ini kepada mu, maka yang terjadi adalah orang lain bisa melihat perasaan itu dari mata ini, setiap kali aku melihat mu, tidak pernah bisa berhenti memperhatikan mu. Disaat semua orang tau kalau aku mencintai kamu, lagi-lagi aku di olok-olok satu sekolahan.
Bahkan kamu pun ikut menjadi pelopor dalam mentertawakan ku, apakah kamu tau apa yang sedang kamu tertawakan itu, sebuah perasaan yang tulus ikhlas mencintai mu lebih dari apapun. Bahkan perasaan ini menjadi bahan tertawaan, betapa hati ini hancur mendengarnya, aku kira ada sedikit pembelaan atas apa yang orang lain katakan, ternyata aku salah kamu sama jahatnya dengan mereka.
Hal itu berulang kali kau lakukan bukan hanya sekali bahkan sepanjang kita kenal 20 tahun lamanya, bahkan saat kita duduk di bangku kuliah, kamu meminta ku untuk mengutarakan isi hati ini di depan ribuan mahasiswa lain yang aku tidak kenal, kata mu setelah diumumkan, kamu akan menerima cinta ini.
Tetapi yang terjadi, setelah aku mempermalukan diri ku di depan banyak orang bahkan ribuan jumlahnya, kamu malah mengingkari janji dan mengatakan, Maaf aku tidak Bisa mencintai mu, karena aku sudah punya pasangan. Sebenarnya hati mu terbuat dari apa, mungkin batu.
Tahukah kamu, yang selama ini kamu tertawakan adalah harga diri ku, bahkan di mata semua itu kau renggut dari ku, aku ibarat manusia tanpa jiwa, malu, tidak ada harga diri di depan semua orang, itu semua karena satu alasan bahwa aku terlalu menyayangi mu, hingga aku seperti boneka yang kamu buat sesuka hati mu.
Tapi aku tidak pernah marah dengan sikap mu itu, mungkin kau tinggal di lingkungan yang berbeda dengan ku sehingga jika ada orang seperti aku mencintai mu hanya dijadikan bahan tertawaan. Bagi ku mempermalukan diri hingga kamu menghina ku adalah kebahagian paling tidak aku bisa membuat tersenyum kamu.
Rasa dimana aku merasa direndahkan membuat kepribadian ini tidak mudah untuk meneteskan air mata bahkan rasanya air mata ini sudah kering. Aku melihat mu menghabiskan waktu bersama laki-laki lain, bahkan nampaknya semua yang berharga dalam diri mu kau berikan kepadanya. Aku tidak pernah marah dan menyahkan diri ini.
Mungkin semua ini sudah takdir ku, hingga suatu hari aku memutuskan untuk berhenti mencintai mu, dan berfokus pada hidup ini, mulai serius belajar, kuliah mengejar prestasi mengasah skil, berfikir kreatif, segera melakukan pekerjaan tidak menunda, hasil dari sebuah perjuangan 4 tahun kuliah akhirnya aku menemukan titik dimana aku sukses.
Sekarang aku sudah memilih dunia ku, kenangan semuanya sudah hilang kini menjadi pribadi yang baru, pekerjaan dalam bidang IT membuat ku tumbuh sebagai anak muda yang cukup mapan. Tanpa terasa 1 tahun setelah kesuksesan aku mulai bosan dengan kegiatan ku, rasanya ada yang kurang dalam hidup ini meski materi sudah banyak, rasanya kesepian.
Ingat betul saat itu bulan puasa aku kembali di pertemukan dengan kamu, kau nampak lebih kurus, entah apa yang terjadi tiba-tiba kau mengajak ku menikah. Lantas aku bertanya nampaknya ada yang salah dengan mu, 20 tahun yang lalu, jangankan untuk menerima cinta ku, tau kalau aku mencintai mu saja kau sangat malu.
Aku masih ingat betul membuat semua rasa sakit itu tumbuh lagi, aku tau betul bahwa kau sekarang hanya sisa dari pria-pria lain yang kau anggap pacar itu. Jika dulu kau anggap aku tidak pantas untuk mu, hari ini sebaliknya aku yang sekarang rasanya tidak pantas untuk mu.
Waktu berjalan begitu cepat tidak ada yang bisa merubah pendirian ku, kecuali cinta, setiap hari kamu mengatkan cinta, cinta, cinta dan ingin menikah degan ku. 6 bulan berlalu cinta yang sudah hilang nampak mulai luluh dan tumbuh kembali.
Aku bukan tipe orang pendendam, tetapi aku juga tidak pernah lupa akan perlakuan mu dulu kepada ku, meski kau tidak melakukan secara langsung tetapi teman-teman mu itu yang membuat ku terluka, hingga di suatu hari aku menerima ajakan mu, karena aku tidak sampai hati mendengar kata-kata dari seorang wanita yang mungkin tidak pantas di dengar mengajak pria menikah.
Aku menerima semua itu bukan karena aku mencintai mu sama seperti dulu, tetapi aku tidak ingin membalas hal yang salah dengan cara yang salah, aku yakin jika bukan aku yang membahas rasa sakit ini, maka ada pria lain yang membahaskannya untuk ku, meski kamu hanya seorang wanita sisa aku tetap menerima.
Dengan satu catatan, tidak akan pernah lagi aku mencintai mu seperti dulu walau kita sudah menikah, waktu berganti begitu cepat hingga akhirnya kami menikah dan di karuniai seorang putra. Tetapi ketahuilah hingga aku menghembuskan nafas terakhir aku tidak akan bisa mencintai kamu seutuhnya hanya ada satu bagian kecil untuk mu di hati ini.
Ku anggap itu sebagai hal yang pantas kau terima atas perbuatan mu 20 tahun lalu, cinta ku bayar dengan kesuksesan, kita menikah bukan karena aku mencintai mu, aku hanya tidak ingin mengulang sesuatu yang salah membuat mu terluka seperti dulu, kamu yang membuat luka dalam. Tidak akan ada cinta di pernikahan kami, seandainya ada itu hanya sedikit sekali.
Rasa marah ini akan menjadi sebuah tulisan penanda kejujuran ku, ku harap ada orang yang membacakannya untuk mu agar kau tau betapa hati ku terluka hingga tidak ada cinta dalam pernikahan kita. Cinta mu yang mahal dulu kini sudah ku bayar dengan kesuksesan, hal itu terbukti karena kau sekarang yang mengejar-ngejarku.
Dari Ku Suami mu yang mungkin tidak bisa mencintai mu meski kita sudah hidup bersama, rutinitas itu ku anggap hanya sebagai pelengkap dalam hidup tidak lebih. Cinta yang kau inginkan hanya sukses ku, ambil dan nikmatilah tapi tidak dengan hati ini. Doa ku yang tertunda baru sekarang terkabulkan. Baik bagi ku kadang hal buruk dari Tuhan, buruk bagi ku hal baik di mata Tuhan, kita tidak pernah tau rahasia Tuhan. Aku jalani hidup ini sesuai dengan yang aku rasa.